Saturday, December 12, 2009

Infeksi pada bayi baru lahir ada dua tipe yaitu early infection (infeksi dini) dan late infection (infeksi terlambat). Disebut infeksi dini karena infeksi didapat dari si ibu saat masih dalam kandungan. Sementara late infection adalah infeksi yang didapat dari lingkungan luar, bisa lewat udara atau tertular oleh orang lain. Beragam infeksi bisa terkena pada bayi baru lahir, seperti, herpes, toksoplasma, Rubella, CMV, hepatitis, eksim, infeksi saluran kemih, infeksi telinga, infeksi kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan HIV/AIDS.

Herpes (HSV)
Menurut dr TB Firmansyah B Rifai SpA, Direktur Medik dan Keperawatan, RSAB Harapan Kita, virus herpes terdiri atas dua jenis, yakni herpes simpleks tipe 1 dan herpes simpleks tipe 2. Herpes simpleks tipe 1, umumnya menginfeksi di dalam dan di sekitar mulut. Sedangkan herpes simpleks tipe 2, biasanya pada genital (alat kelamin) sehingga disebut pula herpes genitalis.

"Herpes genitalis pada mulut rahim yang acap kali tanpa gejala klinis bukanlah ancaman ringan, apalagi bagi wanita hamil," jelasnya.

Firmansyah mengatakan, HSV-2 bisa mempengaruhi kondisi kehamilan maupun janin atau bayinya. Bila penularan (transmisi) terjadi pada trimester I kehamilan, hal itu cenderung mengakibatkan abortus. Sedangkan pada trisemester II bisa terjadi kelahiran prematur.

"Jika herpes genitalis mengenai seorang ibu dan pada saat persalinan sedang kambuh, berisiko menular ke bayi yang dilahirkan ketika proses persalinan," tambahnya.

Bayi yang terkena HSV-2 akibatnya pun beragam mulai dari lesi hingga mikrosefali (kepala kecil), atau hidrosefali (busung kepala), radang pada mata, radang otak (ensefalitis), serta erupsi kulit yang menyeluruh.

"Kira-kira satu dari seribu bayi yang lahir dari ibu dengan herpes genitalis berisiko tertular herpes. Jika tidak diobati, 50-80 persen bayi yang lahir dengan herpes bawaan ini akan meninggal.

Penularan pada bayi sebagian besar (90 persen) terjadi saat proses kelahiran, 5 persen pada janin melalui plasenta atau langsung mengenai fetus (janin). Selebihnya, 5 persen, infeksi HSV-2 diperoleh sehabis masa persalinan," paparnya panjang.

Menurutnya lagi, kontak lama dengan cairan terinfeksi, dapat meningkatkan risiko bayi tertular. Maka, pada wanita hamil yang menderita herpes genitalis primer, dalam enam minggu terakhir masa kehamilannya dianjurkan untuk menjalani bedah cesar sebelum atau dalam empat jam sesudah pecah ketuban.

Kecuali itu, lanjutnya, tindakan bedah cesar akan dilakukan pada wanita dengan perkembangan virus pada saat atau hampir melahirkan. Kendati begitu, bedah cesar memang tidak selalu dilakukan pada wanita pengidap herpes genitalis kambuhan.

Untuk menjamin kepastiannya, perlu dilakukan pemeriksaan virus dan darah mulai usia kehamilan 32-36 minggu. Selanjutnya, setidaknya tiap minggu dilakukan kultur sekret serviks dan genital eksternal. Bila kultur virus yang diinkubasi minimal empat hari memberikan hasil negatif dua kali berturut-turut, serta tidak muncul lesi genital saat melahirkan, persalinan normal bisa dilakukan.

DOWNLOAD FULL

0 Comments:

Post a Comment



Subscribe via email

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
CO.CC:Free Domain

Blog Archive