Friday, January 23, 2009

Music adalah emosi, apapun alasannya. Dia bisa berupa cinta, amarah, dll. Pengekspresian diri kita pada music tentunya jangan sampai membuat diri kita lemah. Lalu apa yang terjadi di blantika music kita saat ini. Sungguh sebuah hal yang mengecewakan, boleh di bilang apa yang terjadi saat ini adalah “kehancuran” music Indonesia, meskipun kuantitasnya memang jauh meningkat drastis.

Disini kita akan bicara soal kualitas musiknya yang sangat rapuh makna dan musikalisasi rendah. Bagaimana band-band baru yang mengusung tinggi komerSIALisme dapat dengan mudah meraih popularitas yang super, haya dengan membawakan lagu-lagu mereka yang ‘menyentuh hati’ (pembohongan dan pembodohan publik). Bagaimana tidak mereka dengan seenaknya menulis lagu dengan musikalitas rendah dan mampu menipu public, lalu meraih untung besar. Memang kita tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya. Memang masyarakat kita masih belum bisa menilai kualitas music band2 negeri sendiri, yang penting enak di dnger lalu mereka terima mereka konsumsi tanpa filterisasi.

Lirik-lirik berbahaya
Lirik-lirik yang dipakai oleh band-band pendatang baru adalah lirik-lirik dengan kualitas yang sangat rendah, mereka terlalu terus terang dengan apa yang mereka rasakan…Jika mereka bilang cinta..yaa mereka bilang “Aku cinta padamu”..tanpa perluasan makna, jika mereka mewek yaa mereka bilang “Aku menangis”…lirik melankolis itu seharusnya harus di kemas lebih elegan lagi, jangan jadikan cinta itu senjata untuk menipu public (G ada tema lain apa…….???)..lalu dimana bahayanya???
Begini..kita lihat kenyataan masyarakat kita saat ini. Siapa yang akan mengkonsumsi lagu-lagu seperti itu? Adalah masyarakat kalangan menengah bawah yang dibodohkan. Letak bahanya adalah ketika konsumen yang lagi ngerasain persis apa yang dibilang tuh lagu (patah hati misalnya, krena mayoritas memang kaya gtu)..si listener bukannya mau bangun dari keterpurukannya itu, ia malah dimanja dengan lagu2 cengeng & supermelo dan akhirnya si listener hanya akan menjadi manusia lemah dan tertinggal. Bukankah disna letak music yang edukatif? Hampir di setiap lagu2 mereka tak ada happy ending, tak ada solusi atas masalah yang mereka buat sendiri. Semuanya hanya BROKENHEARTED dan memanjakan derita.
Kualitas lirik yang harus sangat diperhitungakan oleh semua musisi dan para pencipta lagu…penempatan emosi positif harus lebih ditonjolkan. Kenapa tidak mencoba dengan tema2 sosial atau tema2 konstruktif yang lainnya. Apa terhalang oleh permintaan pasar yang tidak cocok? Kalo kaya gitu, dimana jiwa indie lo…

Pasar
Fenomena band - band cengeng menuju komersialisasi ini sendiri tidak terlepas dari permintaan pasar, dan di perparah oleh major label. sehingga iklim musik yang ada sekarang cenderung lebih kepada pembodohan otak secara massal. anak2 muda kita di brain wash oleh musik2 yang mempunyai kualitas rendah dan mental krupuk. dan pasar pun diajak oleh para pemilik industri musik untuk menikmati band2 yang menurut gw sangat terkesan cengeng, say that penuh tato dan piercing nyanyikan lagu cengeng (SID song). Permintaan pasar saat ini memang seperti itu. Kenapa? Karena memang sumberdaya manusianya yang masih kurang dan mungkin lagu cengeng itu telah mewakili perasaan mereka yang padahal kalo di pikirkan lebih itu sangat berbahaya bagi keadaan psikologinya (Youth Gen especially). Dampaknya bisa kita liat sendiri..manusia muda Indoensia kini menjadi manusia yang bermental lemah, dan jatuh hanya karena masalah percintaan dan dierparah oleh lagu2 cengeng itu,maka sempurnalah…rasain deh…

Major Label
Disnilah letak masalahnya, major label yang merekrut mereka sebagai rekan2 bisnis tidak mempunyai filter. Mereka hanya memikirkan “bagaimana meraup keuntungan yang sbesar-besarnya.” Dan mengesampingkan kualitas serta sisi edukasi lagu2 yang mereka pasarkan. Maka terungkaplah alasan pembodohan masa oleh melankolisme music.

Maka disinilah mengapa kami mengambil jalur INDEPENDENT, disinilah letak kebebasan yang sebenarnya. Biarkan masyarakat berfikir seperti apa dampak buruk dari music cengeng yang mereka konsumsi saat ini. Biarlah masyarakat belajar indie dan gentle. Jika semuanya sudah bisa seperti itu, maka membangun bangsa yang berjati diri dan berwibawa pun akan tercapai. Jika setiap INDIEvidu nya sudah mejadi individu yang kuat dan tangguh, maka dijamin kualitas music Indonesia akan kembali membaik.

0 Comments:

Post a Comment



Subscribe via email

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
CO.CC:Free Domain

Blog Archive